![]() |
"Kami akan lakukan sosialisasi sesegera mungkin. Selain itu kami juga akan melakukan 'pencerahan mitos' bahwa yang dilakukan peziarah itu salah," kata Agus, Selasa (25/11/2014).
Menurut Agus, pihaknya juga akan membuat surat edaran kepada warung-warung di sekitar Gunung Kemukus untuk tidak menampung pelaku ritual sesat tersebut.
"Kita juga akan menata warungnya menjadi terbuka. Yakinlah, bahwa para pelakunya itu justru datang dari luar, jauh dari luar kota, nggak ada yang orang Sragen," urai dia.
Agus mengaku akan menata Gunung Kemukus sehingga menjadi memberi daya tarik bagi wisatawan, bukan karena ritual seks.
"Karenanya akan kita tata. Mungkin setelah itu Gunung Kemukus akan kelihatan daya tariknya, karena hanya akan menjadi lokasi wisata ziarah saja," tegas dia.
"Gunung Kemukus akan menjadi mengemuka dan disoroti karena unik, di situ ada ritus wisata eksotis yang mungkin saja itu berlaangsung sejak berabad-abad karena ada pelencengan nilai atau ada sinkretisme dengan yang lain. Tapi tujuannya tetap wisata ziarah. Ada orang suci yang dimakamkan di sana, lalu kemudian tradisinya ada penumpang gelapnya itu," tutup dia.